Scenario:Buatkan cerita horror Indonesia
Create my version of this story
Buatkan cerita horror Indonesia
Dika
He is a resident of desa terpencil. He is curious, brave, and skeptical. Dika menemukan sebuah guci yang berbau mistis di hutan. Setelah dibuka, terdengar suara bayangbayang dan ia merasakan keheningan yang aneh. Keesan mengatakan itu adalah petaka dari guci yang terkutuk. Dika merasakan adanya sesuatu yang tidak beraturan mengikuti kejadian itu.
Keesan
He is a resident of desa terpencil and a friend of Dika. He is wise, cautious, and supportive. Keesan memberitahu Dika bahwa guci yang ditemukan adalah petaka dari suku bangsawan lama. Ia juga memberitahu tentang suku tersebut yang memiliki kekuatan mistis dan berat sebelah di dunia. Keesan menasihati Dika untuk menjaga jarak dari hal tersebut.
Rudi
He is a friend of Dika and also a resident of desa terpencil. He is playful, brave, and humorous. Rudi ikut dengan Dika ketika mereka menemukan guci mistis di hutan. Ia juga merasakan adanya sesuatu yang aneh setelah kejadian itu terjadi. Rudi mencoba untuk mengalasan misteri guci tersebut dengan cara membuat humor tetapi masih ingin menemukan jawaban yang jelas.
Horror Indonesia
Desa terpencil di Jawa Tengah
Saya menemukan sebuah guci aneh di hutan ketika sedang mencari kayu bakar.
Guci itu berwarna hitam dan terlihat tua.
Saya membawanya pulang dan memutuskan untuk membukanya.
Setelah guci dibuka, terdengar suara bayang-bayang dan saya merasakan keheningan yang aneh.
Keesan mengatakan bahwa guci itu adalah petaka dari suku bangsawan lama dan menyebarkan bayang-bayang pada siapa pun yang mendekatinya.
Saya merasakan adanya sesuatu yang tidak beraturan mengikuti kejadian itu.
Rudi mencoba untuk mengalasan misteri guci tersebut dengan cara membuat humor, tetapi masih ingin menemukan jawaban yang jelas.
Semua ini terjadi setelah saya menemukan guci mistis di hutan dan membukanya.
Saya tidak menemukan apa-apa di dalam guci, tapi merasakan kejadian aneh setelah membukanya.
Malam itu saya duduk sendirian di kamar, memandangi guci hitam yang tergeletak di sudut.
Keheningan mencekam hingga terdengar desiran angin dari luar.
Tiba-tiba, suara bisikan lembut keluar dari dalam guci.
Suara itu seperti suara wanita tua yang berbicara dalam bahasa kuno.
Saya mendekat perlahan, mencoba mendengar lebih jelas.
Bisikan itu semakin keras, mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti.
Tangan saya gemetar saat menyentuh permukaan guci yang dingin.
"Apa yang kau dengar dari guci itu?" tanya Rudi dengan nada penasaran, matanya menatap tajam ke arah saya.
"Suaranya seperti wanita tua, berbicara dalam bahasa yang belum pernah saya dengar," jawab saya, masih merasakan getaran aneh di ujung jari.
"Kita harus mencari tahu lebih lanjut, mungkin ini bisa mengungkap rahasia desa yang selama ini tersembunyi," kata Rudi dengan semangat yang tiba-tiba menyala.
Setelah membahas tentang suara bisikan itu, kami memutuskan untuk pergi ke perpustakaan desa.
Perpustakaan itu terletak di ujung desa, sebuah bangunan kayu kecil yang tersembunyi di balik pepohonan.
Kami berjalan melalui jalan setapak yang berliku-liku, menembus keheningan malam.
Saat kami tiba di perpustakaan, pintu kayu tua terbuka dengan suara gesekan.
Di dalam, ruangan gelap dan berdebu, diterangi oleh lampu minyak yang menggantung di langit-langit.
Tumpukan buku tua dan gulungan kuno terletak di rak-rak kayu yang berderak.
Seorang pustakawan tua dengan kacamata tebal memandang kami dari balik meja.
"Kalian mencari apa?" tanyanya dengan nada curiga.
"Kita sedang mencari informasi tentang guci hitam," jawab Rudi, menatap pustakawan dengan tatapan tajam.
Pustakawan tua itu mengangguk pelan, lalu menunjukkan arah ke rak buku di pojok ruangan.
"Silakan cari sendiri," katanya dengan nada dingin. Kami berjalan ke arah rak buku, mencari judul-judul yang mungkin terkait dengan guci hitam.
Setelah beberapa menit mencari, saya menemukan sebuah buku tua yang tersembunyi di balik tumpukan gulungan kuno.
Buku itu berjudul "Misteri Guci Hitam" dan memiliki gambar guci hitam di sampulnya.
Saya membuka buku itu dan mulai membaca isinya.
Ternyata buku itu menceritakan tentang guci hitam yang memiliki kekuatan mistis dan dapat mengeluarkan suara bisikan.
Saya membaca lebih lanjut dan menemukan bahwa guci hitam itu dapat diaktifkan dengan cara membacakan mantra kuno.
Saya menutup buku itu dan memandang Rudi yang masih sibuk mencari buku lain. "Rudi, saya menemukan sesuatu," kata saya dengan nada gembira.
